Minggu, 07 April 2013

Indikator 11 SKL UN KIMIA 2013

Indikator 11 : Mendeskripsikan sistem dan sifat koloid serta penerapannya.

Pengertian Koloid :

Koloid merupakan suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi yang dilihat secara makroskopis tampak bersifat homogen namun secara mikroskopis tampak bersifat heterogen. Contoh koloid diantaranya adalah: santan, asap, kabut, susu, agar-agar, tinta, awan, mentega, selai, sabun dan sampo. Contoh larutan diantaranya adalah: larutan gula, larutan garam, larutan cuka, spiritus, alkohol 70%, air laut dan bensin. Contoh suspensi diantaranya adalah: air sungai yang keruh, campuran air dengan pasir, campuran kopi dengan air, campuran minyak dengan air.

 Berikut di bawah ini adalah sifat-sifat dari koloid :

  1. Sifatnya Heterogen namun terihat Homogen dari luar
  2. Ukurannya antara 1 nm (10-9 m) sampai 100 nm (10-7 m)
  3. Ada 2 fasa
  4. Dapat disaring dengan penyaring ultra
  5. Kurang stabil

 Koloid dibagi menjadi 8 golongan, yaitu: 

http://kimia.upi.edu/staf/nurul/web2012/1002347/tabeldua.png
   
 gampangnya Sol kebalikan dari Emulsi. Bedanya ada pada fase terdispersinya.jika fase terdispersinya Padat maka koloidnya Sol (Sol padat jika mediumnya padat, sol jika mediumnya cair). Jika fase terdispersinya Cair maka koloidnya Emulsi (Emulsi padat jika mediumnya padat, emulsi jika mediumnya cair).
Sedangkan Aerosol kebalikan dari Busa. Bedanya adalah gas sebagai fase terdispersi atau medium pendispersi. Gas sebagai fase terdispersi , maka koloidnya Busa (Busa padat untuk medium padat, Busa untuk medium cair). Gas sebagai medium pendispersi , maka koloidnya Aerosol (Aerosol Padat jika fase terdispersi padat, Aerosol jika fase terdispersi cair)





 Sifat-sifat khusus koloid :


-->> Efek Tyndall

Yaitu efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid, namun partikel koloidnya tidak tampak
Contohnya : sorot lampu mobil pada malam hari yang berkabut, sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap atau berdebu, cahaya matahari yang masuk melalui celah kecil

-->> Gerak Brown

Yaitu gerak zig-zag partikel-partikel koloid (diamati dengan mikroskop ultra) akibat dari tumbukan antar partikel koloid. Adanya gerak Brown ini menyebabkan partikel koloid bersifat stabil. Semakin tinggi suhu, semakin cepat gerak Brown yang berlangsung

-->> Koagulasi

Yaitu penggumpalan partikel-partikel kolid karena disebabkan beberapa faktor, yaitu adanya penambahan zat kimia, pengadukan atau muatan yang berlawanan. Apabila arus listrik dialirkan cukup lama ke dalam sel elektroforesis, maka partikel koloid akan digumpalkan ketika mencapai elektrode. Koloid yang bermuatan negatif akan digumpalkan di anode, sedangkan koloid yang bermuatan positif digumpalkan di katode. Contohnya: pembentukan delta, penggumpalan lateks, pembuatan tahu dan yoghurt, penjernihan air sungai

-->> Adsorpsi

Yaitu penyerapan ion pada permukaan koloid sehingga koloid menjadi bermuatan. Partikel koloid dapat mengadsorpsi bukan hanya ion atau muatan listrik, tetapi juga zat lain yang bermuatan netral. Karena mempunyai permukaan yang luas, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar. Contohnya: pengobatan sakit perut(norit), pewarnaan kain, pemutihan gula tebu, penjernihan air

-->> Elektroforesis

Yaitu penggerakan partikel koloid bermuatan akibat adanya medan listrik. Apabila ke dalam sistem koloid dimasukkan 2 batang elektrode, lalu dihubungkan dengan sumber arus searah, partikel-partikel koloid akan bergerak ke salah satu elektrode bergantung pada jenis muatnannya. Koloid yang bermuatan negatif akan bergerak ke anode, lalu koloid yang bermuatan positif akan bergerak ke katode. Contohnya: penentuan kenis muatan koloid, pembersihan udara yang diproduksi oleh suatu pabrik.

-->> Dialisis

Yaitu pemurnian koloid dari partikel-partikel pengotor yang dapat mengganggu kestabilan koloid. Kantong koloid terbuat dari selaput yang dapar melewatkan partikel-partikel kecil, seperti ion-ion atau molekul sederhana. Contohnya: proses pencucian darah, pemisahan tepung tapioka dari ion sianida pada singkong.

Koloid juga punya tingkat kestabilan masing-masing. Khusus untuk koloid yang fasa pendispersinya cair, yaitu koloid liofil dan koloid liofob, dengan karakteristik sebagai berikut:

Koloid Liofil/Hidrofil (fil= suka)

  • Terdapat gaya tarik yang besar antara pendispersi-terdispersi
  • Dapar mengadsorpsi pendispersinya membentuk selubung 
  • Punya gugus ionik atau polar
  • Bersifat reversable
  • Tidak mudah menggumpal pada penambahan elektrolit
  • Efek Tyndall kurang terlihat

Koloid Liofob/Hidrofob (fob=tidak suka)
  • Tidak terdapar gaya tarik antara pendispersi-tersidpersi
  • Tidak dapar mengadsorpsi perndispersinya
  • Gugusnya nonpolar
  • Bersifat Irreversable
  • Mudah menggumpal pada penambahan elektrolit
  • Efek Tyndall terlihat jelas

Cara pembuatan koloid :

Dispersi : dari yang lebih padat ke bentuk koloid
Cara pembuatan
 1. Cara Mekanik
Ukuran partikel suspensi diperkecil dengan cara penggilingan zat padat, dengan menghaluskan butiran besar kemudian diaduk dalam medium pendispersi.
Contoh: belerang di gerus lalu di masuk kan ke air  akan membentuk sol belerang
2. Cara Peptisasi
   endapan di beri ion sejenis sehingga endapan pecah
Contoh:   agar-agar dipeptisasi oleh air.
3. Cara Busur Bredia/Bredig
Pembuatan koloid dengan cara busur Bredia/Bredig dilakukan dengan mencelupkan 2 kawat logam (elektroda) yang dialiri listrik ke dalam air, sehingga kawat logam akan membentuk partikel koloid berupa debu di dalam air.
4. Cara Ultrasonik
yaitu penghancuran butiran besar dengan ultrasonik (frekuensi > 20.000 Hz)

 Kondensasi : dari bentuk larutan ke bentuk koloid
1. Reaksi Pengendapan
Pembuatan sistem koloid dengan cara ini dilakukan dengan mencampurkan larutan elektrolit sehingga menghasilkan endapan.
Contoh: AgNO3 + NaCl —> AgCl(s) + NaNO3
2. Reaksi Hidrolisis
          Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Sistem koloid dapat dibuat dengan mereaksikan suatu zat dengan air.
Contoh: AlCl3 +H2O —> Al(OH)3(s) + HCl
3. Reaksi Redoks
Pembuatan koloid dapat terbentuk dari hasil reaksi redoks.
Contoh: pada larutan emas
Reaksi: AuCl3 + HCOH —> Au + HCl + HCOOH

Skema Koloid



Contoh Soal:
 (1) Soal Ebtanas Tahun 2001
Contoh koloid yang medium pendispersinya padat dan fase terdispersinya cair adalah...
A. asap
B. awan
C. agar-agar
D. mutiara
E. batu apung

Jawab:
fase terdispersinya cair , medium pendispersinya padat maka dia merupakan emulsi padat . koloid yang merupakan emulsi padat adalah mutiara (D)

 (3) Soal Ebtanas Tahun 2001
Pembuatan sol Fe(OH)3 dapat dilakukan dengan cara....
A. mekanik
B. peptisasi
C. reaksi redoks
D. hidrolisis
E. dekomposisi rangkap

Jawab :
Fe(OH)3 dapat dibuat melalui teknik hidrolisis dengan reaksi :
FeCl3(aq)+ 3H2O(l) Fe(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq)
(D)
 
Latihan Soal

Berikut ini adalah beberapa sifat koloid:
1. efek Tyndall;
2. gerak Brown;
3. koagulasi;
4. elektroforensi; dan
5. dialisis.

Aspek sifat koloid pada proses pengolahan air untuk memperoleh air bersih adalah...
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

Perhatikan beberapa proses pembuatan koloid berikut:
(1) H2S ditambahkan ke dalam endapan NiS;
(2) sol logam dibuat dengan cara busur Bredig;
(3) larutan AgNO3 diteteskan ke dalam larutan HCl;
(4) larutan FeCl3 diteteskan ke dalam air mendidih; dan
(5) agar-agar dipeptisasi dalam air

Contoh pembuatan koloid dengan cara kondensasi adalah...
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (3) dan (4)
D. (3) dan (5)
E. (4) dan (5)

0 komentar:

Posting Komentar